21/06/11

Tak Akan Berakhir

Title : Tak Akan Berakhir
Author : Nobi Ururi
Genre : Fluff, slight Angst
Rating : PG15
Pairing : JurixLeda
Disclaimer : Cerita dibawah ini milik saya.
Warning : typos bertebaran dimana, bahasa kacau tanpa di edit karena sya ngetiknya lewat hp lagi -__-v


=*****=

Juri berdiri diatas balkon apartemennya. Menghirup udara pagi kota tokyo di hari pertama musim semi. Ia merentangkan tangannya sambil memejamkan matanya. Menikmati angin pagi yang berhembus menerpa tubuhnya.

Dengan perlahan ia membuka mata coklat hazel miliknya. Ia lalu melirik kearah sesosok tubuh milik pemuda cantik yang sedang tertidur di atas ranjang kamarnya sambil menghela napasnya pelan. Ia menggelengkan kepalanya pelan melihat kebiasaan sang kekasih.

Juri lalu melangkahkan kakinya masuk kembali kedalam apartemennya. Dan duduk disamping ranjang Queen Size-nya. Memandang pada sesosok pemuda yang kini sedang tertidur dengan nafas yang teratur.

Tangannya terjulur keatas kepalanya dan mengusap rambut pirang milik pemuda tersebut. Seulas senyum terukir dari bibir tipisnya. Betapa ia sangat beruntung memiliki kekasih seperti pemuda tersebut. Cantik, bibirnya merah merekah yang membuat ia ingin selalu menyesap manisnya bibir tersebut, dan satu hal lagi sifatnya. Ya, Juri suka sekali dengan sifat pemuda tersebut polos, jujur dan apa adanya. Juri bukan tipe orang yang akan memperdayai orang lain. Tapi, memang dia sangat menyukai tipe uke seperti pemuda cantik tersebut.

''Ngh~ '' tubuh didepan Juri menggeliat kecil namun tidak sampai terbangun. Juri tersenyum lalu menjulurkan kepalanya kedekat telinga pemuda tersebut.

''Hei, cantik,'' bisaknya, ''ayo bangun~'' lalu mengecup dahi pemuda tersebut. Namun tak ada reaksi, pemuda tersebut tetap diam.

Cup.

Juri mencium sekilas bibir merah merekah milik pemuda tersebut. Bagaikan putri salju. Pemuda tersebut lalu membuka matanya secara pelan. Ia lalu mengerjap-ngerjapkan matanya, membiasakan cahaya matahari yang masuk ke dalam rertina matanya.

''Juri-kun, ohayou~'' serunya. Juri hanya tertawa pelan saat tangan tersebut melingkar, memeluk lehernya.

''Ohayou, ayo mandi! Sebentar lagi kita akan pergi ke studio,'' ujarnya.

''Baik,'' pemuda tersebut langsung melepaskan tangannya yang tadi melingkar di leher Juri. Ia lalu beranjak ke arah kamar mandi. Juri memandang dibalik punggung pemuda tersebut, lalu menghela napasnya sekali lagi sambil memandang sendu.

=======

''Aku lelah sekali,'' ujar Leda. Ia mendudukan dirinya diatas kursi yang ada distudio, dan diikuti oleh Juri yang juga duduk disebelahnya.

''Jangan manja seperti itu,'' kata Juri sambil mengusap kepala Leda dengan lembut. Leda memanyunkan bibir merahnya.

''Apa kau tidak merasa sakit tenggorokan? Sejak tadi kau bernyanyi selama 2 jam,'' Leda memiringkan kepalanya. Tubuhnya ia miringkan sedikit untuk mengahadap ke arah Juri.

Juri tersenyum sambil menggelangkan kepalany, ''Tidak.''

''Kau ini,'' Leda meninju bahu pemuda yang ada disampinya sambil tertawa. ''Juri-kun, setelah latihan selesai kita kemana?''

''Mm... Aku tak tau.''

''Masa tidak tau sih?'' Leda mengernyitkan dahinya.

''Akan ku pikirkan nanti.''

''Baiklah terserah kau.''

''Hei, kalian ayo cepat latihan lagi,'' teriak Aggy.

''Ah, iya!!!'' Juri lalu beranjak dari duduknya, namun baru beberapa langkah ia berhenti dan kembali membalikan badannya.

''Ayo, kita harus latihan,'' ia menjulurkan tangannya kearah Leda dan itu mau tak mau Leda menyambut tangan tersebut.

''Aku lelah,'' keluhnya.

''Jangan mengeluh,'' ujarnya. ''Aku juga lelah,'' sambil mengecup dahi Leda.

====******====

Leda mendudukan dirinya diatas kap mobil sedan milik Juri. Matanya menerawang kearah hamparan hijau rumput ilalang yang ada didepannya. Senyum manis terukir diwajahnya. Sedangkan disebelahnya ada seorang pemuda tinggi nan tampan dengan tatapan yang sulit diartikan.

Sepoy-sepoy angin musim semi menerpa tubuh mereka. Suara desiran angin yang bagaikan melody ditelinga mereka bagaikan latar belakang yang tak terpisahkan. Tak ada suara selain desiran angin. Mereka terlalu terbuai dengan pemandangan yang ada disekita mereka.

Leda menutup matanya. Menikmati angin yang menerpa tubuhnya. Raut wajahnya yang cantik semakin terlihat dengan senyuman manis yang ia sunggingkan.

''Leda..'' panggil sebuah suara. Pemuda yang bernama Leda pun cepat-cepat membuka matanya dan menolehkan wajahnya kearah sampingnya.

''Ya?''

''Apa besok akan menjadi terakhir bagi kita?'' tanyanya.

''Maksudmu?'' Leda mengernyitkan dahinya bingung.

Pemuda tinggi yang ada disebelah Leda menghela nafasnya pelang lalu mengalihkan pandangannya kearah pemuda cantik yang ada sebelahnya.

''Besok adalah terakhir bagi Deluhi,'' jeda sebentar sebelum ia kembali mengucapkan bicaranya, ''Apa kita juga akan berakhir sama?'' Leda memandang bola mata hazel itu, lalu seulas senyum manis ia sunggingkan. Ia mengenggam tangan Juri.

''Apa kau menginginkan kisah kita berakhir disini?'' Juri menggelengkan kepalanya.

''Kalau begitu aku juga tidak,'' Leda mengeratkan genggaman tangannya begitu pula dengan Juri.

''Aku ingin kita selalu bersama, aku mencintaimu Juri-kun,'' diusapnya wajah Juri dengan salah satu tangannya yang tidak mengenggam tangan Juri. ''Aku tak mau kisah kita harus berhenti hanya karena Deluhi. Kisah kita tak ada hubungannya dengan Deluhi. Kita akan selalu bersama hingga takdir memisahkan kita.''

Juri memandang kekasih cantiknya dengan lekat. Diusapnya pipi Leda saat air mata itu jatuh dari kelopak matanya. Lalu mendakatkan dirinya, menarik lembut tengkuk Leda. Ciuman manis mendarat di bibir merah milik Leda. Namun lama kelamaan Juri menghisap bibir tersebut, menggigit lembut bibir yang terasa manis baginya.

''Ya, kita akan selalu bersama, tak peduli jika Deluhi harus bubar atau tidak, kita akan selalu bersama apapun yang terjadi kau tetap milikku,'' bisik Juri. Ia lalu menggigit dan mengulum telinga Leda.

''Ngh~'' desah Leda. Juri lalu mendorong tubuh Leda lembut, menidurkan tubuhnya ke atas kap mobil.

Kecupan-kecupan manis mendarat diwajah Leda. Tak peduli jika kini mereka ada ditempat yang tak semestinya untuk mereka lakukan. Yang ada dipikiran mereka hanyalah bagaimana cara bahwa untuk meyakinkan satu sama lain. Hanya ada cinta...

...antara merka berdua.

Selamanya...

1 komentar:

  1. *thumbs up*
    baca fanfic saya juga yaaa :)
    salam kenaal
    http://lynx-rouluhi.blogspot.com/2013/12/ff-you-are-my-catalyst-part-1.html

    BalasHapus