17/04/11

My Fiance chap 2

Title : My Fiance chap 2
Author : Nobi Ururi
Rating : eh, minna saya belum bisa bikin fanfic yang rate-nya NC21 ama NC17 loh!-____-v intinya ni fanfic PG13
Genre : Romance
Pairing : ToraxSaga uwoooo~ my beloved Appa dan Umma xDDD *nyasar ke Korea*
Warning : YAOI, abal-abal, cerita makin gak jelas
Music : Mirrorcle World – Ayumi Hamasaki

=000=

Saga memandang kearah luar bus yang ia tumpangi, bibirnya mengerucut lucu. Ia kini duduk didekat jendela bus di deretan bangku no 3, sedangkan disebelahnya Shinji sedang duduk manis memainkan hp-nya entah apa yang dilakukan pemuda tinggi tersebut yang jelas Saga tidak ingin tau karena sejak tadi ia masih merutuki Shinji, pemuda tampan yang ada disebelahnya. Namun Saga juga tidak menampik bahwa naik bus bukanlah hal yang buruk, karena sesekali pancaran kagum tergambar jelas dimatanya.

Betapa Saga sangat mengagumi saat orang-orang bercanda tawa dengan sesamanya. Para penjual makanan yang berjejer rapih dengan senyuman mereka saat mereka sedang melayani pelanggannya. Ini sangat berbeda saat ia naik mobil pribadi. Jauh berbeda, tak ada atmosfir rasa senang, sedih dan kecewa yang tergambar jelas dari orang-orang yang ia lewati saat naik mobilnya. Mungkin karena bus mempunyai body kendaraan yang lebih tinggi daripada mobil pribadi. Saga menoleh kearah Shinji.

“Apa?” Tanya Shinji saat ia menyadari tatapan dari orang yang ada disebelahnya.

“Terimakasih,” gumam Saga. Ia mengeratkan pelukannya pada tas sekolahnya sambil menggigit bibirnya, gugup.

“Maksudmu?” Shinji mengerutkan dahinya tak mengerti.

“Aaa.. Ini pertamakalinya aku naik bus,” ia tundukan kepalanya, Saga benar-benar gugup dan berpikir kalau ia hanyalah anak manja.

“Hah?” Shinji Nampak bingung namun beberapa detik kemudian ia tersenyum kecil, “apa kau senang?” tanyanya.

Saga mendongakan kepalanya menatap mata tajam yang kini memandang dirinya dengan pancaran lembut. “YA!!!” serunya. Saga terlihat seperti anak kecil, pancaran matanya benar-benar polos. Ia tersenyum senang.

‘Manis’ ucap Shinji dalam hati.  Ia tak menyangkan kalau calon istrinya ini akan jauh sekalii manisnya dibanding di foto. Ya, setidaknya ia tau bahwa foto adalah penipu ulung tentang penampilan yang asli. Shinji memang sudah pernah bertemu dengan Saga beberapa hari yang lalu. Namun sekarang dan waktu itu berbeda karena tampak diwajah Saga adalah pancaran kepolosan dengan mata yang berbinar-binar sedangkan pada waktu itu Saga hanya memasang wajah juteknya.

“Kita akan kemana, Shinji-san?” Tanya Saga yang membuyarkan pikiran shinji akan dirinya.

“Panggil aku Tora.”

“Eh, apa?” Saga memandang Shinji tak mengerti.

“Panggil aku Tora, kita akan ke-“ Tora membuka hp-nya lalu tangannya dengan lincah menekan tombol-tombol navigasi hpnya, “-Red Diamond Place,” ucapnya.

“Oh~” gumam Saga, ia lalu memandang kembali kearah luar jendela bus tersebut.

Saga POV’s

Oke, aku bingung. Sejujurnya pemuda di sebelahku ini tidaklah seburuk pemikiranku. Kupikir ia lelaki yang kasar, dingin, dan juga mm.. tidak peduli. Dilihat dari tampangnya juga sih keliatan jutek -____-)a . Tapi, tadi aku tidak salah lihatkan? Dia tersenyum padaku. Itu cool sekali. Eh, tapi Sachin kau itu punya orang yang kau sayang ingat itu .

Aku ingin sekali seperti Ruki, dia membuatku iri. Mungkin jika tidak ada perjodohan ini mungkin saja sekarang aku sedang berkencan berdua dengan’nya’. Sungguh hidup ini kejam sekali.

“Saga, hey!” ucap seseorang yang ada disebelahku.

“Hm.. Ya?” kumiringkan kepalaku dan tanpaku sudari aku menatapnya dengan tatapan polos.

“Kita sudah sampai, ayo?” ajaknya. Shi- maksudku Tora ia langsung beranjak dari tempat duduknya dengan sedikit terburu-buru akupun mengikutinya untuk turun dari bus yang tadi kami tumpangi. Dan kini kami ada disebuah halte yang-entah-apa-itu-namanya yang jelas sekarang kami sedang ada di jalan Shibuya.

“Ramai sekali,” gumamnya. Ku lirik Tora yang ada disebelahku, sebentar. Ya, ini sangat ramai, aku tak terlalu suka keramain.

“Ayo..” Tora menarik tanganku. Aku memang sering jalan ke Shibuya tapi itu pun aku kesini bersama kaa-san dan Ruki dan itupun kami naik mobil pribadi. Aku tak tau jika berjalan di Shibuya akan sangat mengasyikan. Oke, ini memang terlalu lebay. Tapi kenyataannya memang begitu. ah, sudah lah lupakan tentang masalah ini aku terlihat norak sekali. Dan dia laki-laki yang sedang menarikku ini pasti akan berpikiran kalau aku memang benar-benar laki-laki manja.

End Saga POV’s

“Apa masih jauh?” Tanya Saga.

“Sebentar lagi,” jawab Shinji yang masih saja menuntun Saga.

“AAH!!! TORAAA~ “ pekik Saga tiba-tiba. Tora berhenti sejenak dan berbalik menghadap Saga.

“Waffel,” seru Saga girang, ia melepaskan genggaman tangannya dan menangkupkan kedua tangannya kedepan dada. Tora mengeryitkan dahinya bingung.

“Aku mau waffle,” Saga menunjuk penjual waffle yang ada diseberang jalan.

“Kau suka waffle?” Tanya Tora yang dijawab dengan anggukan Saga.

“Aku suka sekali waffle, beli ya?” rajuknya.

Tora memandang Saga, lalu menghela nafasnya pelan, “baiklah,” ujar Tora. “Kau tunggu disini aku yang akan beli,” lanjutnya.

Saga menggelangkan kepalanya, “aku ikut, ya?”

Tanpa berkata, Tora pun menarik tangan Saga untuk mengikutinya.

=22$#^%*&^*&%*(&)&*(%&^$^&22=

“Apa Saga merepotkanmu, Shinji-kun?” Tanya pemilik suara lembut yang kini sedang mengusap kepala Saga.

“Ah, tidak bu,” Tora tersenyum dan melirik Saga. 

Mereka bertiga kini ada disalah satu toko perhiasan yang terkenal di jepang. Toko ini terkenal akan keindahan dan keunikan perhiasan yang diciptakan oleh mereka. Tora tak heran sih jika ia akan masuk ketempat ini dan membeli cincin untuk pertunangannya dengan Saga ditempat yang seperti ini. Tapi, apa tidak terlalu aneh? Ah, orang kaya tidak akan aneh tentang tempat seperti ini tapi, yang jadi masalahnya bagaimana jika pertunangan mereka terputus dijalan?

Oh, ya! Entah mengapa Tora selalu berpikir bagaimana jika pertunangan mereka putus dijalan? Tak ada undangan pernikahan yang mencetak namanya, tak ada juga cucu yang diharapkan oleh kedua keluarga mereka.

Tora menghela nafasnya pelan. Itu mungkin pemikirannya yang terlalu jauh. Tak ada gunanya memikirkan hal yang seperti itu, iya kan? Yang harus dipikirkannya sekarang bagaimana ia memulai sebuah hubungan yang baik dengan Saga. Tora memang type orang yang kaku jika berhadapan dengan orang yang baru dikenalnya. Malah ia bisa terkesan menjadi orang yang jutek(?) dan sinis.

“Shinji-kun, kau mau pilih cincin yang mana?” Tanya Nyonya Sakamoto.

“Aku mau cincin yang sederhana saja, bu.”

“Ibu aku mau yang ini,” Saga menunjuk sebuah cincin putih dengan 3 mata berlian putih yang setiap berlin itu memiliki ukuran yang berbeda. Tora memandang cincin yang dipilih Saga.

“Apa tidak aneh?” tanyanya.

“Maksudmu apa?” Saga memandang Tora dengan cemberut, “ Kau tak suka pilihanku?” tanyanya balik.

“Bukan maksudku seperti itu,” Tora menggelengkan kepalanya pelan. “kau itu kan masih SMA dan tiba-tiba saja kau memakai cincin seperti itu apa teman-temanmu tidak curiga?”

“Yang dikatakan Shinji-kun benar, sebaiknya kau pakai cincin yang biasa saja, kau boleh memakai cincin itu ketika kalian menikah, iya kan Shinji-kun?” Nyonya Sakamoto melirik Tora untuk meminta persetujuan.

Tora mengangguk, mengiyakan perkataan calon mertuanya. “Sebaiknya yang sederhana saja dan tidak mencolok, ya?” Saga memandang Shinji sambil menimbang-nimbang keputusan dari lelaki tampan tersebut. Ada benarnya juga sih apa yang dikatakannya jika tiba-tiba ia memakai cincin yang diinginkannya, teman-temannya akan curiga. Karena dari kedua pihak antara keluarga Sakamoto dan Amano menginginkan hal ini dirahasiakan.

“Baiklah, aku setuju,” Saga menghela napasnya pelan. Lebih baik ia mengikuti saran dari ibunya dan calon tunangannya tersebut.

“Jadi apa pilihanmu, Shinji-kun?”

BERSAMBUNG~~~



A/N : lalalalaaa… ANCUR yakan? Tidak seperti harapan saya, sungguh! *cekekMogu*
Eh, iya pasti anda bertanya-tanya kenapa saya masih belum meneruskan fanfic Mein Liebe? Itu karena saya dengan bodohnya salah menyimpan fanfic yang malah berganti jadi More Than You, waktu itu *maaf author curcol* saya menyimpan fanfic ML dngan msih menggunakan nama Document dan sya menyimpannya di data internal hp-saya, yah dan begitu lah jadinya. Yang jelas saya selalu dapat halangan buat lanjutin tu fanfic mulai dari hp yang mati tiba-tiba, mood ilang, WB dan sebagainya ..