27/02/11

Cinta Saga Season 2

Title : Cinta Saga Season 2
Author : Nobi Ururi
Band : I ♥ Alice Nine
Genre : Romance???
Rating : PG 13 yah??? –bener ga nih???-
Disclaimer : Asli cerita dibawah ini pemikiran saia. Kalo para charanya ntu mah punyanya para fans :3
Warning : OOC sangat



Saga termangu didepan jendela yang ada dikelasnya. Matanya menerawang ke kejadian 3 bulan yang lalu saat sang senpai yang kini telah resmi menjadi pacarnya mengatakan cinta padanya. Sampai saat ini saja, Saga masih belum percaya jika ia telah menjadi kekasihnya.

Coba bayangkan saja sendiri, seseorang yang terkenal jutek, dingin, populer disekolah, pintar, dan err.. tampan. Dengan tiba-tibanya menembakamu di ruang ketua osis mengucapkan kata cinta dengan mata tajam yang terus melihatmu. Padahal seminggu sebelum itu mereka sempat mengalami incident ‘kecil’.

Tapi, Saga bersyukur dengan adanya incident itu, akhirnya mereka menjadi sepasang kekasih. Pernah tora bilang kepadanya bahwa ia berani menembaknya karena gara-gara incident itu. Padahal menurutnya itu adalah incident yang paling memalukan.

Dan waktu hiroto memintanya untuk menceritakan kejadian saat diruang osis itu padanya. Hiroto hanya bilang, “Wah! Itu manis sekali” dengan mata yang berbinar-binar. Tapi, Hey! Itu menurutnya aneh. Apanya yang manis? Itu lebih tepat disebut asem tauk! Tega-teganya Hiroto dan Shou senpai menipunya. KEJAM!!!! >___< “Tapi, ngomong-ngomong soal incedent itu…” Saga meneggelamkan kepalanya sibuk akan bayangan-bayangan kejadian beberapa bulan yang lalu. Flashback Saga sedang duduk-duduk di halaman sekolah. Ia sedang berkutat dengan buku-bukunya. Coret sana, coret sini. Sedangkan kedua orang yang duduk disebelahnya malah sedang asik berpacaran. Jahat, pacaran gak ngajak-ngajak. “Bisa tidak sih! Kalian tidak berisik. Kalian menggangguku saja” gerutu Saga. “Kenapa? Sachin cemburu??” Tanya Hiroto yang masih lengket nemplok di Shou. “Hieh!! Tidak. Terimakasih” Saga masih tidak beralih dari buku-bukunya. Daripada ngeliat Hiroto sama Shou senpai mesra-mesraan gaje. Saga kan anak polos iakan para readers??? “Terserah kau sajalah” ujar Hiroto sinis. Hening. “Heh! Shou” Panggil seseorang yang serempak membuat Hiroto, Shou, dan tentunya si Saga ikutan menoleh melihat asal suara. “Apa?” Tanya Shou. “Jangan pacran mulu. Bantuin tuh urusin berkas-berkas buat acara festival nanti” Ia berdiri melipat kedua tangannya didada. Saga kembali pada kesibukannya. “Gak ah! Enak juga pacaran” ujarnya enteng. Tora langsung memukul kepalanya. “Auh! Sakit tauk” shou mengelus-elus kepalanya dengan muka cemberut. “Mananya yang sakit?” Tangan Hiroto mulai ikut membelai kepalanya pelan. Tak menggubris akan aura yang dipancarkan oleh Tora. “Hei, berhenti melakukan itu” sergah Tora. “Kenapa? Iri ya???” Shou malah memancing amarah Tora. “Beuh! Tidak. Terimakasih” ucapnya sinis. “Tapi, Hey! Sebenarnya kau inginkan” sambil melirik Saga. Sedangkan yang dilirik terlihat masih khusuk dengan kegiatannya sepertinya dia tidak sadar “Mengaku saja lah!” Tora langsung memelototinya. “Saga” panggil Shou. Saga lalu menengok kearah Shou. “Ada apa senpai?” tanyanya. “Kau sibuk tidak??” “Oh! Aku sibuk dengan catatan-catatan festival ini. Memangnya ada apa?” sambil menyodorkan catatannya. “Oh, ya sudah tidak jadi” Saga kembali pada buku-bukunya. “Heh! Bukannya kamu ketua osisnya. Ngapain disini?” ia baru ingat kalau tora itu ketua osisnya. Dasar ketua osis gak tanggung jawab. “Err.. itu.. “ Tora menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Bilang aja lu pengen liat si- hmph…” dengan segera Tora membekap mulutnya sebelum si Shou bilang sesuatu. “hmph… hmph.. hmph.. “ Shou meronta-ronta. “Tora senpai lepasin Shou-kun” Hiroto melotot sambil menarik-narik tangan Tora dari mulut Shou. Lalu Tora dengan segera melepas tangannya sendiri dan berdiri kembali, dia tidak tega melihat Hiroto yang mukanya udah melas. Kan kasian anak orang. Saga berdiri dari duduknya ia mulai membereskan barang-barangnya. Ia merasa terganggu dengan keributan yang disebabkan oleh mereka bertiga. Dasar enggak ada kerjaan. Saga menggerutu tidak jelas. Hiroto menoleh kearah saga “Mau kemana?” tanyanya. “Pergi” ujarnya singkat. “Ya, udah! Hati-ha-” belum selesai Hiroto bilang namun.. Bruakkk!!!!! “Sachinnnn..... “ Hiroto bertriak ia melongo, shou malah cekikikan gak jelas, sedangkan orang-orang yang ada disekitar mereka malah masang tampang saia-juga-mau. Kok! Gak ada yang bantuin sih? Apa yang terjadi? Okeh! Kita lihat saja. Whattttt!!!!!!! Saga sama tora lagi tumpuk-tumpukan. Cerobohnya Saga lagi kambuh lagi. Ia malah mejamin mata sedangkan Tora matanya malah melotot tapi, kayaknya dia keenakan deh! ‘Eh, kok! Gak sakit sih. Bibirnya Sachin kok anget y? lembut lagi. Apaan nih?’ saga membuka matanya dan… “Kyaaaaaaa!!!!” Saga teriak-teriak gak jelas cepat-cepat ia bangkit. Shou malah ngakak ngeliat ekspresinya Saga ampe-ampe Hiroto juga ikut-ikutan ngakak. Sedangkan Tora malah bingung mo nampakin ekspresi yang gimana. Dengan muka merah Saga langsung membereskan buku-bukunya yang beresakan. Ia ingin cepat-cepat pergi dari tempat ini ia sangat malu. Namun sebelum pergi ia tak lupa mengucapkan ma’af. Lalu ia berlari pergi sambil mengumamkan “Akh!! Sachin malu” “Bro, gimana rasanya?” Shou menepuk pundak Tora yang masih meliht kepergian saga. Tora hanya tersenyum. Ada yang masih gak ngerti kenapa Saga jatuh? Okeh, gini ceritanya. Pas saga mau pergi dengan sengaja Shou meluruskan satu kakinya karena ia tahu kebiasaan buruknya si Saga. Dan saat ketika ia jatuh Tora menangkapnya namun karena keseimbangannya goyah. Mereka malah terjatuh. *A/N : Gomen minna~ saia gak bisa bikin detailnya T____T* End Flashback “Semuanya Jahat ma Sachin” gumamnya pelan. Dan gara-gara kejadian itulah saga ampe malu sendiri kalau ngeliat tora. “Itu kan ciuman pertamanya Sachin” teriaknya sambil memegang bibirnya sendiri. Tukk! “Apanya yang ciuman pertama?” ujar seseorang sambil tangannya mengacak-acak gemas rambutnya. Saga menoleh untuk melihatnya. Dan ia melihat Tora, kekasihnya sedang berdiri dibelakangnya. “Err.. ti-tidak..” ujarnya gugup. Cept-cepat ia mengalihkan pandangannya. Rona merah jelas tergambar pada wajahnya. ‘Jangan sampai Tora tahu. Ntar Sachin malah dirape lagi’ pikirnya yang enggak-enggak. “Kau belum pulang?” tanyanya. Lalu ia duduk diatas meja yang dekat dengan Saga. “Iya, ntar pulang. Kan Sachin lagi nungguin Tora” ujarnya polos. Ia masih tetap memandang kearah luar jendela. Tora tersenyum aneh entah apa maksudnya. “Kan sachin mo numpang pulang gratis” lanjutnya yang membuat senyum Tora hilang ia langsung menyundul kepala Saga. “Auh! Sakit~” Ia mengusap-usap kepalanya. “Kau ini masa begitu dengan pacarmu sendiri” “Biarin…” saga langsung memutar kepalanya untuk melihat Tora. “Siapa yang menyuruh Hiroto untuk menyuruhku ke Ruang Osis? Siapa yang tersenyum saja pas incident itu? Tora ga boleh berkilah” sergahnya ia kini sedang berdiri dihadapan Tora, melipatkan kedua tanganya dengan muka cemberut. “Eh.. Sudah tau” Tora, menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. “Hayo… mau jawab apa?” Saga malah tambah memojokannya. Tora menghela napasnya pelan ia lalu berdiri dari duduknya matanya mulai menajam. Saga yang melihatnya malah mulai ketakutan, takut akan sisi Tora yang satu ini karena ia belum terlalu terbiasa dengan dirinya. “Ku mau tau?” Tora mulai mendekatkan dirinya pada Saga. Sedangkan Saga sudah tak bisa mundur lagi karena terhalang tembok, ia diam lalu menutup matanya takut. Namun.. ‘Hangat’ pikir Saga. Cepat-cepat ia membuka matanya. Kini Tora ada dihadapannya sedang mencium bibirnya dengan lembut. “Aishiteru.” bisik Tora pelan ditelinga saga yang membuat wajahnya bersemu merah. Manis sekali. “Ayo pulang” ajak Tora. Ah! Ajakan itu. Saga jadi ingat kejadian 3 bulan yang lalu. Tora mengenggam tangan Saga dan menariknya untuk mengikutinya. “Tapi, kita ke Café dulu ya? Aku lapar” serunya “Hie… Bukannya tadi sudah makan diruang Osis?” “Itukan cuman makan roti bukan nasi jadi, aku masih lapar” Tora mengelus perutnya. “Dasar rakus~” “Tapi, kau juga sama” “Biarin Sachinkan gak bisa gemuk” Saga menjulurkan lidahnya. Pertengkaran-pertengkaran kecil selalu mewarnai kisah perjalanan mereka. Entah itu karena Tora yang menjahilinya atau apa. Dan. Blam!!! Pintu kelaspun tertutup. Tora selalu suka untuk menjahili Saga. Karena menurutnya itulah rasa sayang yang ia tunjukan padanya. Tak perlu kata-kata untuk mewakilinya, tak perlu hadiah yang mewah untuk memberitahukannya, cukup dengan tindakan dan semuanya beres. Karena sekarang kini ia bukanlah korban dari para pujangga. Ia hanyalah Tora yang akan selalu mencintai Saga Sampai sekarang Saga masih bingung dengan ini. Tapi, entah mengapa saat tangan besar itu menggenggamnya ada sesuatu yang mengalir dalam hatinya. Hangat. Ia berjanji untuk selalu menjaganya, menjaga kehangatan itu agar tak pergi darinya. . OWARI A/N : Huaah!!!!! Kok! Ini kayaknya lebih ancur daripada yang pertama ya??? Mana puitis saia kambuh lagi >___< . Tapi, kok nobi ngerasanya di fic ini si Saga jadi cewe y?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar