29/12/11

Monster... Tou-san!!!!

Title : Monster.. Tou-san!!!!
Author : Nobi Ururi
Genre : PWP, Hardcore, lemon
Rating : NC21
Band(s) : NEGA
Disclaimer : saya hanya meminjam.
Warning! : gak saya edit, abal-abal, sorry aye ngetiknya lewat hp seperti biasa~

A/N : dicerita ini Ray lebih tinggi daripada Yuu.

***

''Ngh..'' desah Yuu saat lidah Ray dengan liarnya menjilati serta mengulum leher jenjangnya. Tangannya mencengkram erat bantal yang ada dibelakangnya.

''RAY!!'' jeritnya saat dirasanya sebuah jari masuk kedalam dirinya. Yu menggeliat tak nyaman. Ia lalu beralih meremas rambut Ray dengan erat.

''Yuu~ '' panggil Ray. Bibirnya dengan setia masih menempel di leher Yu.

''A-ya? Ngh~ ''

''Kau cantik sekali malam ini.'' bisiknya ditelinga Yu dengan suara yang berat. Tak lupa ia juga sedikit menggigit telinga Yu.

''Nnh~ Ra-Ray, jangannhh~ meng-ah godakuuh~'' Yu memejamkan matanya menikmati sentuhan dari laki-laki yang ada di atasny.

''Baiklah, baiklah!'' Ray terkekeh pelan. ''Kalau begitu mari kita mulai,'' Ray bersiap memasukan penisnya, ia menggesek-gesekan terlebih dahulu miliknya sebelum merasuki Yu.

DUK! DUK! DUK!!!

''KAA~'' panggil seseorang dengan suara cemprengnya.

Yu melebarkan matanya, ''Jin?''

DUK! DUK! DUK!!!

''KAA~'' panggilnya sekali lagi dengan terus mengetuk pintunya dengan tidak sabar.

''Grr..'' Ray menggeram kesal.

''SEBENTAR, JIN!!!'' Yu mendorong tubuh Ray. Ia lalu turun dari kasurnya dan dengan cepat mengambil dan memakai baju yang tercecer dilantai dengan asal. ''Gomen, Ray,'' Yu tersenyum paksa merasa tidak enak dengan laki-laki yang masih terbaring diatas kasur.

''Aku akan kembali,'' setelah itu Yu berlari kearah pintu kamar mereka.

''KAAA~'' teriaknya yang mulai diiringi dengan isak tangis.

''Sebentar, Jin!''

''Damn! Akan ku balas nanti,'' ujar Ray dengan seringai kejam.

''Err.. Tapi, sepertinya malam ini aku harus main sendiri.''

****

Ckrek!!

Yu membuka pintunya dengan pelan dan dibalas dengan tangan erat yang kini melingkar di pinggangnya.

''Kaa~'' isaknya. Laki-laki cantik itu menutup kembali pintu kamarnya. Ia lalu berjongkok, mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh mungil milik anaknya tersebut.

''Ada apa?'' tanyanya dengan suara lembut.

''Ungh~ Monster~ mimpi.. Hiks..tou-san,'' ujarnya ditengah isak tangisnya.

Yu mengelus rambut pendek milik Jin, ''Kenapa dengan Tou-san?''

''Tou..hiks.. Dia.. Dia...''

''Tou-san kenapa? Ayo ceritakan pada Kaa-san,'' Yu tersenyum lembut dan mengusap air mata yang mebasahi pipi chubby milik anaknya.

''Tou-san berubah menjadi monster, tou-san lalu menculik Kaa-san dariku huaa...'' Jin memeluk erat tubuh Yu.

''Eeeehh! Hahaha.. Kau ini, itu kan hanya mimpi. Ayo kembali ke kamar. Kaa-san akan menemanimu tidur.''

''Un..'' angguk Jin yang masih dalam pelukan Yu.

****

Tek! Tek! Tek!

Jari-jari panjang Yu dengan lincah memotong-motong setiap bahan masakan yang akan dimasaknya. Sesekali ia menyilak poni rambutnya yang menutup pandangannya. Ia tampak cantik dengan celemek pink yang sedang dipakainya. Celana hotpans yang dipakainya membuat kaki putih jenjangnya juga terekspose dengan indahnya.

''Tadaimaa~'' ujar seseorang.

''Okaeriii~'' Yu menoleh ke asal suara. Ia tersyum saat dilihatnya suami(?) tercintanya datang dengan keadaan yang cukup berantakan.

''Tumben pulang cepat?'' tanyanya. Agak aneh memang karena biasanya Ray akan datang saat dia dan anaknya telah duduk manis diatas kursi meja makan. Namun kini ia datang lebih cepit daripada biasanya.

''Aku sedang malas, jadi kuputuskan untuk pulang cepat.'' jawabnya. Ia lingkarkan tangannya kepinggul Yu, membenamkan wajahnya dilekuk leher sang terkasih dan menghirup baunya.

''Ray, sebaiknya kau mandi dulu.''

''Tidak!''

''Ray!''

''Apa Jin ada disini?'' Yu melirik Ray yg masih terus saja menenggelamkan wajahnya.

''Tidak, Jin sedang dirumah tetangga.''

''Oooh~'' tanpa Yu tau bahwa seulas senyum jahil terukir dari bibir sexy milik laki-laki yang sedang memeluknya tersebut.

Tangan kananya dengan pelan ia turunkan kearah paha mulus milik Yu. Sedangkan tangan kirinya ia selipkan kedalam celemaknya.

''RAY!!!'' pekik Yu. ''Apa yang sedang kau lakukan?'' dengan cepat Yu mencoba menarik tangan jahil milik suaminya, namun percuma.

''Hehe..'' kekeh Ray wajahnya masih ia selipkan diantara lekukan leher milik 'istrinya'. Ia malah dengan berani membuka kancing baju, dan tangannya masuk mencari nipple.

''Ngghh~'' Yu melenguh pelan saat dirasanya bukan hanya cubitan nakal milik Ray yang sedang memainkan nipple-nya. Namun tangan nakal Ray yang sebelah kiri kini juga sedang mengelus kejantanannya.

''Cotto~ R-Ray... Khh~'' desah Yu, ia mencengkram tangan kiri Yu dengan erat. ''Nanti Jin datangh~ ba-bagai..ah mana ack!!!''

''Biarkan saja.'' Ray mulai mengecup, menjilati dan menggigit leher putih milik Yu. Ia tak peduli jika Jin, anaknya melihat ini. Yang dipikirkan olehnya adalah bagaimana cara agar gairahnya bisa terpuaskan.

''Ngh..''

''Ini juga sebagai pembalasan beberapa hari yang lalu,'' dengan nakal Ray mulai membuka resleting celana milik Yu, membuatnya menahan nafas. Yu sedikit mendorong bahan masakan yang tadi sudah ia persiapkan.

''A-AH!!'' Ray sedikit mendorong tubuh kurus milik Yu, membuatnya sedikit membungkuk. Tangan kanan milik Ray kini beralih dari nipple ke arah mulut sang istri.

''Hisap,'' ujarnya. Tanpa banyak protes laki-laki yang ada dibawah Ray menghisap jari jemari miliknya.

''Kita akan melakukannya dengan cepat,'' bisikn Ray dengan nada sedukatif di telinga Yu. Ia menjilati dan mengulum telinga Yu.

Yu menggenggam erat tangannya, saat dirasanya sebuah jari masuk kedalam dirinya. Ia tak tau sejak kapan celana hotpants-nya kini telah melorot sampai ke mata kaki. Satu, dua, dan tiga jari milik Ray kini telah masuk kedalam dirinya. Yu bisa merasakan bahwa jari-jari itu kini sedang membentuk gerakan menggunting untuk mempermudah Ray saat penetrasi.

''NGHHH~''

'Bingo!' Ray tersenyum senang, akhirnya ia mendapatkan apa yang dicarinya tadi yaitu sweet spot milik istrinya. 'Damn! Aku benar-benar tidak tahan,' rutuknya dalam hati.

Dengan serampangan Ray membuka releting celananya sendiri. Kesejatiannya kini sudah mengacung dengan sedikit percum yang mulai keluar, ia benar-benar terangsang dengan desahan yang dikeluarkan oleh Yu. Jari tangannya yang diapit oleh dinding anus milik Yu membuat libidonya terasa menaik.

Sebelum ia memulai masuk, Ray dengan sengaja mengoles precum yang keluar dari penisnya untuk mempermudahnya. Ia menggesekan terlebih dahulu dan..

''A-AAAH!!!'' pekik Yu. Dengan hanya sekali sentakan Ray berhasil merasuki Yu.

Dengan gerakan perlahan Ray mulai gerakan in-outnya. Pelan, pelan namun lama-lama menjadi cepat. Yu terus meracau tak jelas membuat gairah Ray semakin meningkat.

''Ngh.. Ray~ ce-cepaatnnh..''

''Wait~''

''A-akuhh~ ma-mau kelu ah..rr~ Ray!''

''Sebentar sayang nnh~ kau sempit sekali!!!''
''Rayhh~''

''Ne.''

''A-aku, RAAYY!!!'' jerit Yu. Cairan putih kental keluar dari dirinya lalu disusul dengan Ray yang juga organism(?) didalam dirinya. Yu merasa bahwa dirinya penuh dengan milik Ray. Tubuh Yu dengan perlahan merosot kebawah, namun dengan cepat Ray menangkapnya.

''Cepat bantu aku, jangan sampai Jin melihat ini,'' ujar laki-laki cantik tersebut.

''Baiklah!''

***

Jin memandang dengan mata berkaca-kaca pada apa yang baru disaksikannya. Sebuah pemandangan yang dibilang tak cocok untuk anak seumur dirinya. Dengan sedikit gemetar Jin merosotkan tubuh mungilnya.

''Monster.. Tou-san..'' bisiknya.

***

OMAKE

Jin menenggelamkan dirinya pada pelukan sang ibu. Dengan tubuh gemeter dan isak tangis yang sejak tadi tidak berhenti, membuat sang Ayah mengacak rambutnya, frustasi.

''Monster.. Tou-san.. Huee....'' tangis Jin.

''Jin, ayah bukan monster, sayang!'' Yu mengelus kepala Jin dengan mimik wajah bercampur antara malu, panik, cemas, dan kesal.

''Jin, ayah hanya..'' Ray tampak bingung apa yang harus dijelaskan pada anak semata wayangnya ini. ''Ah, iya! Ayah hanya sedang membuat adik baru untukmu.''

OWARI

****

A/N : saya tau ini penulisannya kacau ^^;)a ano.. Ini hasil satu bulan lebih saya gak bikin ff -___-) seperti kata mba Meiy LUPA RUMUS BIKIN FANFIC!!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar