10/05/11

My Fiance Chap 3

Title : My Fiance Chap 3
Author : Nobi Ururi
Rating : PG13 *nyari yang aman-aman aja :p #ngeles
Genre : Romance
Pairing : ToraxSaga
Disclaimer : Nao is mine :p mamah Saga milik papah Tora xDD
Warning : Shounen-Ai, abal-abal, cerita gak jelas =A=a
Music : Kodou – ClearVeil
 Make It Happen – Name Amuro ft. After School
Kimi ni Okuru Itsudemo Kienai Shi – NoGoD


===200494===

Saga berguling diatas kasur king size-nya lalu merentangankan tangannya diatas ranjang besar itu. Matanya memandang langit-langit kamarnya yang berwarna biru lembut. Ah, Saga masih memikirkan kejadian tadi sore. Pemuda manis itu lalu mengangkat tangan kirinyanya keatas dan memandangnya. Sebentar lagi dijari tengahnya akan terselip sebuah cincin, bukan cincin biasa tapi cincin pertunangan.

Apa ia sanggup dengan perjodohan yang begitu tiba-tiba ini? Hey, Saga masih berumur 18 tahun, ia masih ingin bisa bersenang-senang dengan teman-temannya. Bebas tanpa sebuah ikatan. Apalagi setelah ia lulus sekolah ia akan segera menikah.

Menikah?

Yeah, menikah. Ikatan suci yang tidak bisa dilanggar dengan seenaknya. Karena janji ini bukan hanya antara dia dan orang itu, tapi kepada keluarganya, orang-orang dan Tuhan.

Tapi Saga ragu, ia ragu jika pertunangan ini dapat dipertahankan hingga jenjang pernikahan. Saga adalah orang yang percaya akan cinta, sedangkan kini ia bertunangan dengan orang yang baru ia kenal kemarin. Rasanya begitu aneh untuknya.

Saga menghembuskan napasnya pelan dan meletakan kembali tangan kirinya. Tak ada gunannya jika ia menentang keinginan ayahnya. Sesuatu yang mustahil untuknya, ia memang sangat mengagumi dan menyayangi sosok ayahnya tersebut. Apa salahnya jika ia mencoba dan mengorbankan cintanya demi ayahnya?

Ya, tak ada salahnya. Hanya perlu mencoba dan sedikit pengorbanan dari rasa sakit hatinya.

“Tora– “

===200494===

Tora mencoba memejamkan matanya. Namun bayangan akan sosok manis dari pemuda calon tunangannya itu selalu saja mengusiknya. Entah sejak kapan, dadanya selalu berdegup kencang jika ia mengingat paras cantiknya –ah, tidak! Bukan hanya karena mengingatnya saja tapi jika ia memandang wajahnya saja sudah membuat jantungnya berdegup kencang.

Apa ini yang namanya jatuh cinta?

Mungkin.

Mungkin saja kan? Tapi ia belum pernah mengalami ini. Walau ia sering dikelilingi wanita-wanita cantik tapi, ini benar-benar lain. Ada sensasi tersendiri yang menggelitik hatinya. Rasa sesak yang selalu menghimpit dadanya. Namun entah kenapa ia selalu menikmati rasa itu.

Tora berguling kesamping. Hari pertunangannya memang kini sudah bisa dihitung dengan jari. Ya, beberapa hari lagi ia akan diikat oleh sebuah cincin yang akan melingkar manis dijari tangan kirinya. Tora memejamkan matanya.

Cinta.

Kata itu yang kini menjadi polemik antara dirinya dan Saga. Apa awal mereka seperti ini bisa tumbuh benih-benih cinta dengan sendirinya? Namun ia yakin cinta itu bisa datang dengan sendirinya. Karena cinta datang dengan sendirinya, ya kan?

===200494===

Pagi yang cerah dikediaman keluarga Sakamoto. Seperti hari-hari lainnya Nyoya Sakamoto selalu membuatkan sarapan untuk suami dan anak-anak tercintanya, yah walaupun ia memeliki pembantu dirumahnya tapi, tidak ada salahnya kan?

“RUKIIIIII~~~ ” teriak Saga dari arah kamarnya, lalu disusul dengan suara derap langkah cepat.

“AAA~~~ ADA MONSTER BANGUN– “ teriak Ruki tak kalah kencangnya. Suara teriakan mereka berdua memang sudah tak asing lagi untuk para penghuni rumah besar tersebut.

“Aku seperti mempunyai anak berumur 10 dan 8 tahun di rumah ini,” ujar Tuan Sakamoto pada istrinya.

“Ya, mereka tak pernah berubah selalu ribut dengan hal-hal sepele,” Nyonya Sakamto tertawa pelan. Hal ini bukanlah hal baru bagi keluarganya. Mungkin bagi keluarga-keluarga elit lain selain keluaraganya, hal seperti ini mungkin akan sangat jarang ditemui. Ah, betapa ia sangat mencintai keluarganya.

“Ayah?” panggil Nyonya Sakamoto.

“Ya?” Tuan Sakamoto lalu mengalihkan pandangannya pada istrinya yang kini duduk diseblahnya. “Ada apa?”

“Mmm… Bagaimana kalau kita memberikan sebuah mobil untuk calon menantu kita, Shinji?”

“Apa kau yakin?” Tanya Tuan Sakamoto, ia sedikit membenarkan letak kacamatanya.

“Aku yakin, yah!”

“Tapi, kau tau kan Shinji itu anaknya bagaimana? Dia mungkin tak akan mau menerima pemberian kita.”

“Ya, dia memang keras seperti ayahnya, apa sebaiknya kita menanyakan terlebih dahulu kepadanya?”

“Itu lebih baik- ”

“IBUUUUU~~” teriak Ruki. Nyonya Sakamoto memandang suaminya yang dibalas dengan senyum kecil dan gelengan kepala.

“Aku rasa setelah ini kita perlu pergi ke dokter THT,” canda Nyonya Sakamoto sambil tertawa pelan.

===200494===

Saga berjalan ke kelasnya sambil mengerutkan dahinya dan mengerucutkan bibirnya, kesal. Pagi-pagi dia sudah diganggu setan kecil yang tidak punya kerjaan. Dasar Ruki bantet, rutuknya. Gak tau apa ya kalo Saga lagi mimpiin pangeran berkuda putih –eh, pangeran berkuda putih? Tora? Saga menggeleng-gelengkan kepalanya, gak mungkin. Lagian juga pemuda yang ada di mimpi Saga itu masih samar. Yang ia ingat, pemuda itu tinggi, lebih tinggi darinya. Dan bukan hanya Tora saja yang tinggi, tapi ‘dia’ juga tinggi –yah walaupun masih kalah tinggi dengan Tora.

Tanpa sadar kini Saga sudah berdiri di depan kelasnya. Ia lalu melangkah masuk kedalam dan duduk di bangkunya yang dekat dengan jendela. Saga menenggelmkan kepalanya diantara kedua tangannya.

Hening.

“Sachiiin~~ ” panggil seseorang memecah kesunyian dikelas tersebut yang sudah Saga hapal suaranya. Saga memutar bola matanya, bosan.

‘Satu lagi pengganggu di pagi ini,’ ucapnya dalam hati. “Ada apa?” tanyanya dengan ketus.

“Mood mu sedang jelek?” Saga cepat-cepat mengangkat kepalanya. Dilihatnya sesosok pemuda tinggi nan tampan kini sedang berdiri di sebelah mejanya.

“SHOU-KUUN~~ ,” teriak Saga. Ia cepat-cepat berdiri dari duduknya. “Minggir kau Hipon,” serunya galak. Hiroto yang ada disamping duduknya lalu memundurkan kursinya dengan muka cemberut.

“Bagaimana kabarmu?” Tanya Saga. Shou tertawa pelan dengan reaksi Saga.

“Aku baik-baik saja,” ia mengacak-acak rambut pemuda cantik yang ada dihadapannya dengan pelan. “Bagaimana denganmu?”

Hiroto memandang sendu kearah kedua pemuda yang kini asyik dengan perbincangan mereka. Ada rasa sakit saat dilihatnya orang yang ia cintai, sedang berbicara dengan sahabatnya sendiri. Ada tatapan lain diantara keduanya. Cinta mungkin? Yah–Cinta diantara keduanya memang bukanlah rahasia lagi baginya. Hiroto tau itu.

Hiroto memang sesosok pemuda polos. Namun ia juga tau bagaimana rasanya disakiti oleh keduanya, berulangkali malah.

“Kacang mahal,” gumam Hiroto. Dengan raut muka kesal ia lalu mengambil iPhone-nya. “Lebih baik aku melihat foto Mogu yang aku foto kemarin,” serunya riang.

“Pon?”

“Ya?” Hiroto menengadahkan kepalanya.

“Hari ini aku tidak pulang bersamamu ya?” ucap Shou meminta ijin. “Hari ini aku mau pergi dengan Saga, bolehkan?”

Hiroto menganggukan kepalanya, menahan rasa sakit yang kini makin membesar dihatinya.

“Terimakasih, Hipon,” seru Saga sambil memeluk tubuh Hiroto.

“Asal kau mengembalikannya dengan utuh saja,” Hiroto mengedipkan sebelah matanya.

“Tenang saja aku akan menjaganya, untukmu.”

Hiroto menghela napasnya, sampai kapan ia akan begini?

===200494===

Saga membuka pintu rumahnya dengan pelan. Hari ini benar-benar menyenangkan baginya. Seharian dengan Shou memang menyenangkan, pikirnya.

“Darimana saja kau, Takashi?”

====





A/N : ceritanya makin gak jelas ya? .__. Gaya penulisan saya makin ancur -____- ya sutralah! Saya kasian ama si Tupay dibikin merana gara-gara cinta.

Kenapa hatiku cenat-cenut setiap ada kamu? xDDDb lagu ini cocok buat papah Tora yang lagi kasmaran :p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar