13/03/11

My Fiance chap 1


Title : My Fiance chap 1
Author : Nobi Ururi
Genre : Romance
Rating : PG13
Disclaimer : Tora itu papih saya, saga itu mamih saya xDDD
Hak Tjipta Dilindungi Oleh Tuhan Yang Maha Esa

=oooo=

Takashi Sakamoto. Umur 18 tahun. Pelajar di PSC Gakuen salah satu sekolah elit di jepang. Memiliki otak encer, selalu masuk sepuluh besar diangkatannya. Ia adalah anak dari salah satu pengusaha terkaya di Jepang yaitu, Sakamoto Corp. Ia mempunyai adik bernama Takanori Sakamoto yang berumur 16 tahun.

Tora memandang kertas yang berisi tentang biodata beserta foto yang terpampang didepannya. Ia menghela nafas pelan. Seorang pemuda miskin berumur 22 tahun akan menikahi seorang pemuda kaya dari salah satu calon pewaris Sakamoto Corp.  Ini seperti dongeng Cinderella. Bedanya tak ada sepatu kaca yang tertinggal, hanya ada perjanjian antara Kakeknya dengan ayah dari pemuda tersebut.

“Cantik,” bisiknya. Tora akui memang pemuda tersebut cantik dan manis untuk ukuran seorang laki-laki. Sangat cantik malah.

“Tapi, aku ragu dengan sifatnya,” Tora berguling diatas ranjangnya. Matanya tak lepas dari sesosok pemuda cantik yang ada di foto tersebut.

“Pasti dia akan menyusahkanku,” ucapnya. Dengan pelan Tora meletakan kertas beserta foto tersebut diatas nakas yang ada disebelah tempat tidurnya. Tora memandang langit-langit kamar apartemennya.

Yeah, tak terpikirkan oleh Tora sebelumnya bahwa ia akan menjadi bagian dari keluarga Sakamoto. Berpikiran menjadi karyawan diperusahaan tersebut saja tidak ada. Dan sekarang ia adalah calon tunangan dari anak pemilik Sakamoto Corp. Ini seperti mimpi di siang bolong yang panas.

===∞∞∞∞∞∞∞∞∞===

“Bagaimana menurutmu tentang Shinji?” tanya suara berat milik Tuan Sakamoto. Kini mereka sedang berada di ruang makan menikmati sarapan yang telah dibuat oleh Nyonya Sakamoto.

“Dia tampan,” sela sebuah suara milik Ruki, adik Saga. Ia kini duduk disebelah Saga.

“Rukiii~ “ tegur sang Ibu.

“Ups…” Ruki menutup mulutnya, ia tertawa pelan.

“Kenapa bukan kau saja yang bertunangan dengannya, Ru?” ucap Saga sarkatis. Sang ayah hanya bisa tersenyum melihat tingkah anaknya.

“Wuah! Niichan marah,” ejek Ruki. “Lagian aku sudah punya Reita,” Ruki menjulurkan lidahnya. Saga hampir saja akan memukul kepala Ruki jika saja tak terdengar suara berat milik ayahnya yang menengahi pertengkaran kecil dipagi ini.

“Ehem.. Jadi, bagaiman menurutmu tentang Shinji, Saga-kun?” tanyanya lagi. Ia menopangkan wajahnya diatas kedua tangannya.

“A-aku tidak tau yah! Baru juga kemren aku melihatnya,” dengan wajah bosn Saga memakan rotinya. Nyony Sakamoto lalu memandang suaminya yang dibalas dengan kedipan bahu suami tercintanya. Wanita canik itu menghela napas pelan dan menggelengkan kepalanya akan tingkah dari putra sulungnya.

“Selesai,” Ruki beranjak dari duduknya.

“Hati-hati dijalan.”

“Ya, bu,” Ruki mengecup pipi ibunya lalu ke ayahnya. Ia lalu memandang kea rah Saga.

“Apa lihat-lihat?” hardik Saga ia merasa risih melihat tatapan adiknya.

“Niichan tidak mau berangkat bersamaku?” Tanya Ruki ia memiringkan kepalanya dengan tatapan polos.

“Oh, iya!” Saga menepuk dahinya. Nyonya dan Tuan Saakamoto hanya tersenyum melihat kecerobihan anak sulungnya tersebut.

=00000000000=

Drtt.. drt..

From : @sakamoto.corp

Shinji-kun, hari ini bisakah kau jemput Saga disekolahnya?^^
Kau tidak ada kuliahkan hari ini?
Hari ini kalian harus ke toko perhiasan untuk cincin pertunangan kalian nanti

To : @sakamoto.corp
Subject : RE-

Tidak ada, bu.
Baiklah aku akan menjemputnya.

From : @sakamoto.corp

Terimakasih Shinji-kun
Nanti alamtnya akan ibu kirim
Ibu tunggu disana ya?

Tora memandang email dari sang calon ibu mertua. Ia menghela napas pelan. Hari ini kebetulan sekali kuliah telah usai dari 30 menit yang lalu jadi ia bias menjeput Saga disekolahnya. Tapi, yang jadi masalahnya adalah ia harus naik apa untuk menjemput Saga? Tora tidak yakin jika anak sulung dari Tuan Sakamoto itu akan mau naik kendaraan umum.

“Ck.. menyusahkan saja,” Tora lalu berlalu keluar dari kampusnya menuju halte untuk menjemput Saga.

=ooo=

Drrt.. Drrt.. Drrt..

Saga dengan cepat mengambil handphone-nya yang ada di saku kantong celana sekolah miliknya. Ia sejenak memndang layar hpnya.  Seketika ia mengernyitkan dahinya saat dilihatnya nama ibunya ibunya yang terpampang dilayar monitor hp-nya.

“Halo..?”

“Eh, ya, bu!”

“Baik, aku sudah selesai kok!”

“Ya!”

Saga memasukan kembalihandponye ke saku kantong celana sekolahnya. Ia dengan segera erdiri dan mengambil tasnya.

“Mau kemana Sachin?” Tanya Hipon saat dilihatnya Saga yang sedang terlihat buru-buru.

“Jemputanku sudah datang, byebye Pon!” Saga melambaikan tangannya. Dengan langkah cepat ia berjalan keluar dari kelasnya. Sedangkan pemuda yang dipanggil Pon hanya memandang aneh kearah saga lalu mengedipkan bahunya, tidak peduli.

=000=

Saga berlari kearah gerbang sekolahnya. Sesekali terdengar rutukan yang keluar dari bibirnya. Ia sedikit menyesl kenapa ia harus bersekolah disekolah yang sebesr ini, membuatnya repot dan harus berlari jauh hanya untuk ke gerbang sekolah. Saga memang bukan anak yang ahli dalam hal olahraga. Jadi fisiknya memang tak terlaru bagus untuk hal yang seperti ini. Mungkin ia harus sering-sering lari pagi bersama adiknya Ruki. Pemuda manis itu lalu berhenti di depan gerbang sekolahnya.

“Eh, itu dia,” dilihatnya kini Shinji sedang menyandarkan tubuhnya didekat gerbang sekolahnya. Dengan pelan Saga lalu berjaln kearah pemuda tinggi tersebut.

“Shinji-san,” ucap Saga ragu.

“Ya?” Shinji dengan cepat mendongakan kepalanya dan memasukan kembali hp-nya kedalm saku kantong celananya. Saga memandang kesekitarnya, banyak sekali siswa dan siswi memandang kearah mereka sambil berbisik pelan. Saga Akui memang Tora itu tampan. Tatapan matanya juga tajam membuatnya sesak jika ia memandang mta tersebut.

“Sa.. Saga,” dilihatnya kini Shinji sedang memandangnya aneh. Sedangkan di pipi saga terdapat semburat merah, ia lalu menundukan kepalany pelan.

“Ayo kita pergi dari sini,” Shinji tampak tak nyaman dengan sorot mata yang kini banyak tertuju padany.

“Eeh, baiklah~ “ Saga mengikuti shinji dari belakang namun sedetik kemudian ia lalu berhenti.

“Dimana mobilnya?” saga memandang sekelilingnya.

“Tidak ada,” Pemuda tampan tersebut lalu berbalik menghadap Saga. “Kita naik bus,” lanjutnya.

“Eeh~ aku tidak mau,” saga menghentakan kakinya seperti anak kecil.

Shinji mengedipkan bahunya tidak peduli, “ya sudah kalau tidak mau,” ia lalu berbalik dan berjalan meninggalkan Saga.

Saga mengerucutkan bibirnya. Memandang punggung Shinji yang kini berjalan menjauhi dirinya. Ia menggigit bibirnya, ragu. Ini kali pertamanya ia naik bus sejak 18 tahun yang lalu ia dilahirkan. Saga menghela napasnya pelan. Namun tak lama akhirnya ia mengikuti Shinji juga.

Bersambung~ \m/







3 komentar:

  1. lanjutkan, nobi chap 2na yah buruan XDD akh saga ngalem bgt, wkwkwkwk
    btw, mengedipkan bahu gmana tuh? O.o

    BalasHapus
  2. pemuda miskin -___-
    haha *ktawa garing*

    “Cantik,” bisiknya. Tora akui memang pemuda tersebut cantik dan manis untuk ukuran seorang laki-laki. Sangat cantik malah.

    iye authornya aja kalah =w= *dilemparduit*

    “Dia tampan,” sela sebuah suara milik Ruki, adik Saga. Ia kini duduk disebelah Saga.
    *NGAKAK*
    mengedipkan bahunya= mengedikkan bahu mungkn say,

    huahahahaha emak bapaknya saga pinter cari mantu,

    BalasHapus
  3. @Ni salah kata \m/ iya nanti diterusin tunggu saja

    @Nobu
    bosen gua baca dpetnya si Saga yg tertindas mulu sekali-kali Tora jadi miskin gak papa kan? *ketawa nista*

    iya deh gua jelek ngaku gua mah *mojok*

    TYSM buat sarannya :DD

    bukan emak bapaknya yg pinter cari mantu tapi SAYA

    BalasHapus